Friday, 26 December 2014
Wednesday, 16 July 2014
Mencoba Ikhlas
Berawal dari sebuah ucapan salam
dari seseorang, membuat ada sedikit getaran yang selalu membayang dalam benakku.
Entah rasa apa ini. Hanya saja sejak saat itu ketika ngobrol dengannya, ketika
dia tersenyum, ketika dia menyapa, ketika dia terlihat meski sepintas membuatku
menjadi sangat bahagia. Dia adalah orang yang “sumeh” dan tak pernah
meninggalkan jamaahnya. Meski keras kepala dan perokok (aku biasanya anti
banget ) tapi rasa yang g jelas, aneh itu muncul dalam hatiku. Entah mulai
darimana rasa itu, aku tak menyadari rasa itu semakin tumbuh dari hari kehari,
dari waktu ke waktu. Hingga akhirnya aku selalu antusias untuk selalu melihatnya,
untuk mengetahui apapun tentangnya, untuk memandangnya meski hanya dari
kejauhan. Yang paling tidak bisa aku lakukan adalah bertatapan langsung
dengannya. Aku hanya bisa sesekali bahkan beberapa kali mencuri pandang untuk melihatnya.
Entah kenapa dia begitu berbeda dibanding yang lain. Tak tahu kenapa dia tak
bisa enyah dari ingatan. Aku begitu bahagia meski hanya bisa berkata sepatah
dua patah kata, meski hanya bertemu dan tersenyum kepadanya, meski hanya
melihatnya sekilas berjalan didepanku ataupun hanya bisa melihatnya dari
kejauhan. Mungkin aku bukanlah orang yang spesial buatnya. Aku hanyalah wanita
biasa, aku bukanlah ukhti2, aku tak hebat, aku lebih tua darinya, aku tak punya
sesuatu yang lebih. Dan mungkin aku tak masuk dalam kriteria calon istri
idaman. Meski belum lama aku mengenalnya, tapi dia telah bisa membuatku
menangis. Bukan dia jahat kepadaku tapi karena aku yang ada konflik dengan
batinku kenapa aku ternyata jatuh hati padanya. Saat ini, semakin aku tidak
berani menatapnya, semakin tidak berani bercanda, ngobrol dengannya. Dan
mungkin lama kelamaan semuanya akan berakhir dan rasa ini tidak mau berakhir.
Aku menuliskan ini karena aku tidak bisa hanya menyimpannya sendiri, aku ingin
berbagi dan sharing dengan siapapun yang membaca tulisan ini. Salahkah bila
menyukai seseorang yang mungkin lebih baik dari kita. Akankah kita bisa
mendapatkan seseorang yang lebih baik dari kita. Dia yang baik pasti memilih
yang lebih baik, tapi bagaimana yang biasa-biasa aja atau bahkan yang awalnya
kurang baik menjadi baik mungkinkah bisa mendapatkan yang lebih baik lagi. Kalo
bisa bagaimana caranya? Dan kalau tidak bisa, bagaimana cara menepis
rasa ini. Menyukai seseorang tapi bertepuk sebelah tangan. Bagaimana mengurangi bahkan menghilangkan
rasa dengan seseorang yang setiap hari selalu bertemu. Apa aku harus menjaga jarak, aku harus
menjauh, diam dan menghilang dari pandangannya. Apakah aku harus menjauhi
apapun yang berhubungan dengannya. Tapi semakin aku ingin melupakan, semakin
ingin berhenti, semakin tidak ingin melanjutkan rasa ini, semakin terasa sesak
didada, semakin airmata ini terkadang tak bisa behenti menetes. Sudah istigfar,
sudah mencoba ikhlas tapi belum bisa ikhlas yang sebenar-benarnya....
Wednesday, 1 January 2014
Menelusuri Kisah di Tahun 2013
RESOLUSI
2014
Awal tahun selalu istimewa buatku. Bulan
dimana semua orang mengharapkan kehadirannya. Bulan yang sebagian besar
merayakannya. Aku pun demikian bukan untuk merayakan tahun barunya tapi karena
di bulan ini juga lah aku dilahirkan. Tahun baru selalu beriringan dengan
bertambahnya usiaku. Banyak tahun yang kulewati dengan orang-orang yang berbeda
dan tempat yang berbeda pula. Untuk tahun 2013 selama 8 bulan 18 hari waktuku
kulewati ditempat pengabdian di tanah Porodisa, Kabupaten Kepulauan Talaud
Sulawesi Utara. Aku melewati waktuku bersama Keluarga Andolo di desa Bulude,
Keluarga Latjube, Murid-muridku tersayang di SMP SATAP N 1 Essang, serta
teman-teman SM-3T yang hebat dan tangguh. Momen-momen yang tak akan terlupakan
dan menjadi kenangan terindah buatku. Banyak hal yang aku dapatkan selama
disana. Ingin kutuliskan dan berbagi kebahagiaan bersama mereka.
Januari
2013
Selama bulan
desember hingga januari adalah momen yang tak pernah aku dapatkan ditempat
lain.Kampung tempatku bertugas adalah penganut agama protestan. Menjelang tahun
baru hingga di penghujung bulan kami masih bisa merasakan euforia perayaan
Natal dan Tahun Baru. Nuansa Natal
disini sangat jauh berbeda dari yang sering aku rasakan sebelumnya, biasanya
aku hanya suka kalau hari natal pasti libur. Tapi disini libur sekolah lebih
lama dibanding sekolah-sekolah di Jawa, selain itu saya pun menikmati dan
merasakan peringatan natal mulai pra natal hingga berakhirnya tahun baru. Meski
mungkin akan terlihat aneh, saat orang islam ikut bersuka cita dengan mereka
merayakan natal. Tapi disini dikampung tempat pengabdianku hampir 100% kristen
sehingga aku pun hanya ikut berpartisipasi untuk meramaikan acara tersebut dan
sekaligus menghormati mereka. Dan ini pun tak akan mempengaruhi keimanan kami
disini, InsyaAllah. Acara sudah dimulai sebelum tanggal 20 Desember dan dimulai
dengan ibadah-ibadah tiap kolom/ kelompok keluarga dan sekitar tanggal 16
Desember sudah mulai diiringi dengan mabare’ atau boleh dibilang karnaval
dikampung. Ada musik yang mengiringi serta tarian-tarian sambil berjalan
memutar kampung. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sampai nanti ada acara
penutupan di awal tahun berikutnya. Pada
malam Natal dan juga malam tahun baru ada banyak suara petasan dan juga kembang
api. Suara menggelegar, memancar di langit dan menyemarakkan pembukaan tahun
dengan sangat meriah. Perayaaan mereka layaknya saya sebagai muslim yang
merayakan idul fitri. Itu adalah pertama kali buat saya mengikuti serangkaian
kegiatan di saat Natal dan Tahun baru yang paling meriah. Banyak kue,
hiasan-hiasan sepanjang jalan, berbaris dan menari menyusuri jalan dikampung,
petasan dan kembang api. Meski perbedaan yang begitu nyata tentang suku, bahasa
dan agama yang kami anut tapi itu tak membuat perpecahan diantara kami dan
mereka semua. Meski kami berbeda aku dengan agamaku dan mereka dengan agama
mereka tapi hal ini tak mengurangi rasa sayang, kebaikan dan keramahan serta
penyambutan yang baik kedatangan kami. Aku pun ikut menikmati bersama Keluarga
Andolo dan murid-muridku tercinta. Momen-momen penting bersama Keluarga
Andolo-Marasut dan masyarakat Bulude
v Babare’(baris)
keliling kampung dengan warga acara peringatan Tahun Baru 2013
v Syukuran
keluarga Marasut
v Syukuran
keluarga Maarontong-Andolo
Selain menikmati tahun baru bersama
mereka di akhir bulan januari aku menghabiskan waktu selama 3 hari di Beo (kota
kedua kepulauan talaud setelah Melonguane) bersama beberapa anggota KKM’ers the
gank hehehe. Menikmati Durian Talaud, Betapa Lezatnya.
Februari
2013
Seluruh waktuku bersama murid-muridku.
Memberikan tambahan belajar untuk kelas IX persiapan UN, memberikan pengayaan
matematika untuk kelas VII dan memberikan bimbingan persiapan OSN
Maret
2013
Pada Bulan ini aku
tetap memberikan bimbingan persiapan OSN serta mendampingi mereka dalam
pelaksanaan OSN. Selain itu memberikan tambahan belajar untuk kelas IX
persiapan UN. Pada liburan Paskah bersama sebagian teman-teman seperjuanganku
untuk mengelilingi pelau Karakelang. Pengalaman yang tak mungkin bisa
terlupakan. Mungkin disinilah untuk pertama kali saya dengan teman-teman SM-3T
melangkahkan kaki begitu jauh. Tapi, hal ini tak membuat kami lantas bersedih
hati namun sebaliknya kami semua sangat antusias melakukan trip ke sebagian
besar Desa dan kecamatan di pulau Karakelang. Kami hanya bisa keliling pulau
karakelang mulai darikampungku
Bulude-Essang-Beo-Tabang-Tuabatu-Binalang-Riung-Dapihe/Dapalan-Ammat-Ganalo-Bannada-Bulude.
Kami naik otto dari Bulude-Beo selama kurang lebih 3 jam, lanjut ke Tabang via
otto lagi selama 1 jam. Kami menginap di tabang selama 3 hari di desa Tabang. Selain
untuk rekreasi atau mengisi liburan PASKAH disana juga melaksanakan sebuah
program bersama anak-anak SM-3T yaitu membuat papan nama, apotik hidup dan
dapur hidup serta kelengkapan Desa. Tripku bersama CL teman sekamarku, di mulai
dari tempatku yaitu Desa Bulude. Kami berdua berangkat pukul 06.30 WITA dengan
naik otto Taxi. Meski sering kali kulewati tapi ingin aku menuliskan kembali
desa – desa yang aku lalui hingga sampai di Tabang. Setelah Desaku tercinta yaitu
Bulude, kami menuju kearah selatan. Tepat kampung di sebelah selatanku adalah
Kampung Laluhe yaitu kampung Bapak Kepala Sekolahku. Rute lengkap yang kami
lewati adala Bulude-Laluhe-Essang-Maririk-Kuma-Ambia-
Batumbalango-Ensem-Sambuara-Awit-Rae-Lobbo-Makatara-Beo. Untuk sampai di Beo
selain melewati jembatan biasa kami juga harus melewati jembatan kayu. Pukul
09.00 WITA kami sampai di Beo. Disana kami singgah sebentar menikmati makan
pagi dengan Soto ayam dan Es Jeruk di dekat Pelabuhan Beo. Setelah menikmati
makan pagi kami melanjutkan kuliner yaitu Martabak Manis. Beberapa saat setelah
itu kami mencari otto yang akan membawa kita Sampai di Tabang. Kami menunggu
keberangkatan otto di tempat tunggu di Terminal Beo. Tepat pukul 12.00 WITA
kami pun melaju menuju Desa Tabang. Perjalanan ke Tabang jauh berbeda saat
perjalanan Beo-Bulude, untuk jalan kesana jalan sudah bagus tapi yang membuat
agak mual adalah jalan yang berkelok-kelok dan naik turun juga. Namun karena
pemandangan sepanjang perjalanan Beo-Tabang sangatlah Indah membuat mata ini
tak lagi mengantuk dan sesekali mengambil foto di jalan. Sebelum sampai di
Tabang kami melewati Desa Rainis dan Binalang. Selesai desa Binalang jalan
menuju Tabang tak lagi bagus namun jauh lebih baik daripada jalan yang menuju
ke tempatku bertugas. Akhirnya sekitar pukul 13.00 WITA kami pun sampai di Desa
Tabang dan hasilnya wah Desa ini benar-benar luas, rapi dan bersih. Setiba
disana kami disambut dengan baik oleh Kepala Desa dan warga masyarakat Tabang.
Sore harinya kami pun diberikan acara penyambutan untuk kami anak-anak SM-3T di
Talaud. Selama 3 hari saat program kerja yang kami laksanakan kami tinggal
dirumah pak Kades dan Sekdes, kami makan, mandi nyuci dan bersantai semuanya
berkat bapak Kepala Desa Tabang. Hari kedua kami menikmati pantai Paranti
disana. Paginya kami melaksanakan program sampai siang dan sore. Malamnya
setelah makan malam, kami melakukan RAKOR
tentang trip selanjutnya dan juga program kerja yang lain. Hari ketiga
kami bersama teman-teman menikmati Pantai Piranti. Kemudian, kami bersiap untuk
makan pagi dan melanjutkan kerja yang
belum terselesaikan. Sore harinya kami memasangkan nama-nama tersebut di
jalan-jalan yang sesuai dan menyebarkan papan apotik hidup dan Dapur hidup ke
seluruh warga Tabang Barat. Berikut
gambar pantai di Tabang.
Hari keempat di
tabang tepatnya hari sabtu 30 maret 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Dapalan
tapi karena tidak ada otto yang bisa menjangkau maka kami naik otto sampai di
Desa Binalang. Karena saat itu air pasang sehingga kami hanya bisa naik otto
sampai di Binalang dilanjutkan naik rakit untuk menyeberangi sungai. Dan
Binalang-Riung sekitar 3 km hanya bisa kami jangkau dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan yang terlihat adalah pohon kelapa disebelah kiri dan laut
lepas di sebelah kana. Lebih menakjubkan lagi pantai-pantai disana. Biru membiru, hijau membiru, pasir putih bersih
dan dibawah terik sinar matahari yang menyengat, sungguh luar biasa ciptaan
Allah swt. Aku pun langsung terpesona dengan keindahan pantai sepanjang
Binalang-Riung. Setiba di Riung, kami singgah di rumah Aklis dan Vita. Sampai
disana kami bisa merebahkan badan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan
perjalanan. Es Nutrisari atokah Marimas ato apalah itu sungguh sangat
mengurangi dahaga kami. Dalam hitungan detik, atas serbuan teman-teman tak
cukup rata untuk menghilangkan rasa haus ini. Sedikit kenangan saat melewati
Binalang-Riung.
Setelah dirasa
lelah kami sedikit berkurang, kami pun melanjutkan perjalanan ke Dapalan
sekitar 2 km-an. Lebih menakjubkan lagi saat kami melewati pesisir pantai
Riung-Dapalan/Dapihe sungguh luar biasa CiptaanNya. Tak pernah bisa
dibandingkan dengan apapun keindahannya. Lebih terpana lagi melihat terbentang
lautan luas dengan pasir berwarna hitam dan dihiasi bebatuan dipinggir pantai
serta pohon kelapa yang menjulang tinggi. Karena terpana keindahan pantainya,
Jarak 2 km itu yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dapat kami
tempuh selama 1,5 jam. Sampai di Dapihe kami sekitar pukul 15.30 WITA. Kami
berencana menginap di Dapihe semalam dan berencana melakukan perjalanan lagi
keesokan harinya. Setelah menikmati hidup di Tabang yang serba terpenuhi, kami
merasakan sulit signal dan air di Dapihe. Kami harus menempelkan hape ke kaca
dan tepat didepan kamar mandi baru ada signal. Ada beberapa gambar keindahan
pantai antara Riung ke Dapalan/Dapihe.
Keesokan harinya
setelah menikmati makan pagi kami melanjutkan trip ke Ganalo. Disana aku juga
merasa takjub dengan pantainya, kami melewati sebuah pantai yang mereka beri nama
Tanah Lot di Dapalan untuk menuju desa Ammat. Ada beberapa kenangan saat di
Dapalan dan sepanjang pantai hingga sampai di desa Ammat.
Sebelum sampai
di Ganalo setelah berjalan kurang lebih 2 km kami singgah dulu di Desa Ammat.
Setelah menikmati secangkir teh dan kue kami melanjutkan perjalanan kembali
melanjutkan perjalanan ke Ganalo.
Setelah menyusuri pantai di sepanjang Ammat kami harus menyeberangi
sungai yang agak besar dengan rakit lagi. Setelah naik rakit kami harus
naik-naik sampai di puncak gunung dan turun gunung. Dan disana sampailah kami
di Desa Ganalo. Sesampai disana kami memberika suprise ke salah satu teman kami
yang sedang berulang tahun. Setelah itu saya sedikit belajar tentang tenis meja
disana. Kami pun menikmati makan siang dan merebahkan badan dan beristirahat
sejenak.
Setelah
sholat dhuhur sekitar pukul 02.00 WITA kami pun melanjutkan perjalanan menuju
Bannada, Desa terakhir tujuan kami untuk berjalan kaki. Sepanjang Ganalo-Banna
kami lebih sering melewati hutan di banding pesisir pantai. Namun, masih juga
kami bisa menikmati pantai di Desa Lahu, selebihnya hanya hutan dan
perkampungan hingga akhirnya sampaillah kita di Banna setelah kita berjalan
lagi sekitar 10an km. Jadi total berjalan kaki sejauh 20an km.Saat sampai di
Banna aku dan beberapa teman, menikmati suasana sore hari di dekat Pantai.
Malamnya saya membantu murid-murid di Banna belajar Matematika, Meski dalam
keadaan gelap tetap saja tak mengurangi rasa semangat mereka. Ada beberapa
momen yang sempat diabadikan saat perjalanan Ganalo ke Bannada.
April
2013
Bulan ini aku bersama teman-teman SM-3T
di belahan barat pulau karakelang menikmati acara Gebyar Seni untuk menyambut
tim Monev di Bulude, memberikan tambahan belajar untuk kelas IX untuk persiapan
UN sampai membantu dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Selain itu menghadiri undangan pernikahan keluarga Marasut.
Mei
2013
Pada Bulan ini bersama anak-anak SMP
SATAP di bulude mulai aktif dalam kegiatan pramuka. Yang tak ketinggalan juga
di kepulauan Talaud ada acara yang setiap tahun diadakan di pulau-pulau kecil
didaerah perbatasan. Mereka sering menyebut dengan acara Mane’e. Acara mene’e
adalah acara penangkapan ikan yang sebelumnya ikan telah digiring dengan
menggunakan rotan yang telah diikat dengan janur yang kemudian di kurung di
suatu tempat di pantai. Kegiatan penangkapan dilakukan bersama-sama dengan
semua masyarakat maupun undangan. Kegiatan mane’e ini adalah program tahunan
dan menjadi pesta budaya sekaligus wisata di beberapa pulau di kepulauan
Talaud, Sulawesi utara. Biasanya acara mane’e diadakan di bulan mei karena
bulan mei adalah bulan ikan. Untungnya meski hanya satu tahun di Talaud saya
pun bisa menikmati acara pesta budaya mane’e bersama teman-teman sm-3t yang
lain. Yang saya tahu ada 3 pulau yang mengadakan mane’e diantaranya Pulau,
Kakorotan, Pulau Karatung, dan juga Pulau Miangas. Pulau-pulau yang terdepan
dan terluar di bagian utara Indonesia. Kami peserta SM-3T ikut serta dalam
kegiatan tersebut di pulau Intata, Kakorotan.
Saya berangkat ke pulau Kakorotan dengan Pamboat dari desa Bannada
dengan kelima temanku. Tanggal 25 Mei 2013 kami berkumpul di desa Bannada dan
menginap di sekolah teman kami mengabdi. Hari minggu, 26 Mei 2013 kami
menikmati keindahan pantai di Bannada hingga menjelang siang. Sore hari hingga malamnya kami bersantai dan
persiapan menuju ke pulau kakorotan.
Keesokan
paginya pagi-pagi sekali kami menuju ke pantai dan disambut pamboat yang akan
mengantarkan kami kesana. Kami pun segera menaiki pamboat/ perahu kecil dan
bersiap untuk berangkat. Setelah pamboat berjalan beberapa meter ternyata
pamboat yang kami tumpangi over muatan, dan terpaksa 3 anak termasuk aku harus
tetap tinggal dan menunggu untuk dijemput siangnya. Kami bertiga menunggu di rumah tetangga temanku. Disana kami pun
menikmati segarnya kelapa muda. Rasa kantuk pun menghampiri, akhirnya kami pun tertidur disana. Saat kami terbangun dari tidur, dengan
ramahnya mereka mempersilahkan kami bertiga untuk makan siang. Tak akan pernah
terlupakan kebaikan mereka dan belum sempat aku membalas semuanya karena itu
kali terakhir aku pergi kerumah mereka. Seusai sholat dhuhur papa Ando (Nahkoda
perahu kecil/ pamboat) telah datang dan siap untuk mengantarkan kami ke
kakorotan. Kami bertiga pun, pelan tapi pasti akhirnya berangkat menuju ke
tempat mane’e. Perjalanan awalnya dilaut yang tenang. Sungguh menakjubkan
pemandangan laut. Permukaan laut yang biru tua dan halus layaknya jalan
beraspal, pemandangan ikan terbang sepanjang perjalanan, serta sunset yang bisa
kami nikmati di sore itu. Hari semakin
gelap tapi kami pun tak kunjung sampai. Sepertinya tepat di pertemuan antara
dua lautan ombak semakin kencang. Beberapa kali perahu kami seperti mau
terbalik. Disisi lain dalam kegelapan sore menjelang malam hari itu, saya
melihat pemandangan laut yang indah. Seperti kunang-kunang pun terpancar di laut.
Kami pun berdoa semoga bisa cepat sampai dan bisa selamat. Akhirnya pukul 18.30
kami sampai di pulau tersebut. Sesampai disana saya mandi, lanjut sholat dan
makan kemudian beristirahat.
Tanggal
28 pagi hujan turun dengan lebatnya. Hal ini mengganggu rencana kami untuk
menikmati pemandangan sekitar pulau. Menjelang siang sekitar pukul 11 siang
kami pun berkeliling kampung di Kakorotan dan mengabadikan disetiap momennya.
Setelah itu kami kembali ke rumah tempat kami tinggal dan setelah solat dhuhur
kami pun meluncur ke dermaga dan menikmati pemandangan pantai, keindahan karang
serta ikan-ikan yang sangat banyak dan juga indah.
Malam
harinya kami menyambut kedatangan rombongan bapak Bupati dan mengikuti acara pembukaan di kediaman Bapak Bupati yang dilanjutkan acara
masamper sebagai pembukaaan acara mane’e. Kegiatan penangkapan ikan berlangsung
pada tanggal 29 Mei 2013. Acara dilakukan di pulau kecil yaitu pulau intata,
Kakorotan. Acara dimulai dengan acara adat yang dipimpin oleh seorang
ratumbanua (tua-tua adat) setempat menggelar sebuah ritual adat yang disebut
malahaan atau sebuah upacara syukur. Kemudian ikan digiring dengan janur yang
diikat pada rotan ke sebuah kolam di dekat pantai. Penangkapan ikan dimulai
oleh bapak bupati dan ratumbanua, kemudian semua warga masyarakat yang
menghadiri acara mane’e diizinkan menangkapnya dengan tangan atau jaring atau
yang lainnya.
Kami
layaknya menikmati liburan terindah sepanjang sejarah. Pantai yang sangat
indah, Ikan-ikan segar yang lezat dan suatu anugerah Tuhan yang tak bisa aku
lukiskan keindahannya. Ada peristiwa yang sulit untuk aku lupakan saat
perjalanan kami pulang. Karena dua temanku pulang dengan kepala sekolah mereka
akhirnya kami berempat bisa pulang bersama. Hari saat kepulangan kami dari
pulau Kakorotan awalnya kami pun merasa sangat senang. Diperjalanan mata kami
dimanjakan pemandangan ikan terbang dan juga ikan lumba-lumba yang seolah-olah
memberi hiburan bagi kami membuat kami lupa bahwa saat itu ombak cukup besar.
Saat ditengah lautan lepas yang tak ada tepi kami pun diliputi rasa kegelisahan
karena perahu kami yang hampir terbalik. Beberapa kali perahu kami harus
berdiam diri ditengah laut untuk memperoleh keseimbangan, menunggu laut teduh
dan juga membuang air yang masuk ke dalam perahu kami. Seolah diujung kematian
kami aku pun merasa sangat kecil dihadapanNya. Tak ada hentinya kami mengucap
apa pun yang bisa kami ucap untuk menenangkan diri kami dan memasrahkan semua
kepadaNya. Perahu kecil kami pun melaju dengan sangat pelan dan menerjang ombak
yang cukup besar. Dengan mengucap syukur akhirnya kami sampai di desa Bannada
tempat kami menginap. Berikut ada kenangan terindah saat di pulau kakorotan dan
pulau Intata
Juni
2013
Pada bulan ini yang paling berkesan
adalah pelaksanaan perkemahan pramuka akhir tahun pelajaran
2012/2013 serta perekrutan pengurus Osis dan Pramuka tahun ajaran 2013-2014
serta melakukan adventure ke Manado dan Makassar. Sebelum liburan sekolah aku bersama
teman-teman SM-3T yang bersedia membantu datang ke kampungku dalam pelaksanaan
kegiatan perkemahan. Perkemahan inin dilaksanakan selama 2 hari dan
alhamdulillah kegiatan ini sangat mendapat respon yang baik dari semua siswa.
Setelah melakukan kegiatan pramuka. Tanggal 20 Juni 2013 ,saya bersama
teman-teman SM-3T yang lain berangkat ke
Melonguane kemudian ke Manado menggunakan kapal Holly Merry. Kami menikmati
pemandangan pulau-pulau dari atas kapal, kami menikmati suasana sore hari
diatas kapal itu adalah momen yang tak terlupakan pula. Kapal kami berhenti
sejenak di Pulau Lirung dan aku bersama teman-teman menikmati Bakso yang
dianggap paling enak di Talaud. Setelah kapal kami berangkat dari Lirung kami
pun menikmati malam kami di kapal sampai keesokan paginya ( Jumat 21/06/2013)
kami menikmati suasana pagi di kota Manado. Kami mencari hotel yang telah kami
pesan sebelumnya dan hari itu juga kami mondar-mandir mencari info kapal
keberangkatan ke Bunaken. Pada hari Sabtu 22 Juni aku bersama teman-teman SM-3T
Unesa dan UM berlibur menikmati indahnya laut Bunaken. Aku atau mungkin
diantara teman-temanku sedikit kecewa dengan hasil yang kami dapat. Keindahan
yang memukau tak kami dapatkan. Meski
kami juga menikmati keindahan dasar laut dari kaca tapi menurutku ini jauh dari
yang aku bayangkan. Tapi aku pun tetap senang berlibur kesana karena bisa
batobo di pantai, diving dan melihat ikan didasar laut. Hari Minggu kami mengunjungi
Bukit Kasih, Danau Tondano, Bukit Doa, dan tempat-tempat souvenir di Manado.
Pada hari senin aku bersama teman-teman mengunjungi toko buku Gramedia dan
keliling-keliling Kota Manado. Hari berikutnya saya berkunjung ke Pasar 45,
Manado Town Square, dan Mega Mall. Tanggal 25 juni kami berpisah, sebagian
besar teman-teman kembali ke Talaud dan beberapa daroi kami melanjutkan
perjalanan berangkat dari Manado ke Makassar. Sesampai di Makassar kami tinggal
di rumah saudara temanku. Kami mulai merencanakan perjalanan selama kami
disana. Keesokan harinya kami berkunjung ke Taman Purbakala Liang-Liang dan Air
terjun Bantimurung. Hari berikutnya kami pergi ke Pulau Samalona dan sepulang
dari sana kami singgah untuk sholat Ashar di Masjid Apung di Pantai Losari. The
Next Day kami berkunjung ke Universitas Hasanuddin Makassar, Museum Pembebasan
Irian Barat Museum Mandala, Benteng Fort Rotterdam, dan Trans Studio Makassar. Di
hari terakhir kami ke pusat oleh-oleh di
Makassar dan wisata kuliner. Hari itu dilanjutkan menuju bandara untuk kembali
ke Manado dan menuju penginapan didaerah Tuminting Manado. Sesampai di Manado
ternyata kami kehabisan tiket kapal dan yang tersisa hanya tiket alas. Kami pun
menunda kepulangan ke Talaud dan menikmati beberapa hari di Manado. Hari-hari
kami lewati dengan mengunjungi Pasar 45 dan Merciful Building kawasan Wanea
Plaza Manado, berbelanja keperluan harian di Hypermart Manado Town Square, berbelanja
keperluan harian di Multimart Manado, hingga akhirnya kami Kembali ke Talaud
menggunakan KM Karya Indah. Sampai di Talaud, singgah di Desa Resduk menginap
di rumah teman SM3T, bersih-bersih dan bongkar-bongkar barang di Resduk, kemudian
berkunjung ke Desa Alo Kecamatan Rainis menginap dirumah peserta SM3T UM. Setelah
dari Allo, kami berlima kembali ke Resduk dan persiapan awal puasa ramadhan dan
kami pun menikmati awal puasa disana. Kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke
Desa Bulude dan singgah di Desa Lalue. Kami bermalam di rumah kepala sekolah kami
di Desa Lalue.
Hari
terakhir libur, kamipun kembali ke tempat tugas.
Juli
2013
Kami menikmati sisa hari puasa di
kampung bulude dengan mengajar, memberikan tambahan belajar, dan menikmati
malam-malam kami dengan banyak mengingat Allah dibulan yang penuh berkah,
rahmat dan magfirah itu.
Agustus 2013
Awal bulan ini ada liburan idul fitri. Kami
membuat kue kering nastar, kue rambutan, dan
putri salju untuk lebaran dengan teman-teman SM3T Unesa dan UM. Menjelang idul
fitri setelah membuat kue kami menikmati malam takbir di Beo. Kami ikut takbir
keliling dengan naik truk bersama teman-teman seperjuangan kami dari Beo sampai
di Bahunian (sebuah kampung islam di Talaud). Di desa ini juga tempat
berdirinya masjid pertama di pulau Karakelang.
Keesokan paginya setelah solat ied kami berlebaran dengan sesama teman
SM-3T, menikmati kue lebaran dan kemudian kami melanjutkan untuk melakukan
silaturrahmi keliling warga muslim di Beo. Lebaran kedua kami berangkat ke
Lirung bersama KKM’ers dan alhasil disana sepi karena libur idhul fitri. Kami sudah
membayangkan makan mie ayam, bakso, nasi goreng dan ternyata semua pedagangnya
libur. Keesokan harinya kami berencana pulang ke Beo dengan menumpang KM karya
Indah tapi pada akhirnya kami ketinggalan kapal sehingga memaksa kami naik
speed untuk kembali ke Beo dan harus melalui Kota Melonguane ter;lebih dulu.
Setelah kembali ke resduk kami bermalam lagi dan kami bersilaturrahmi ke warga
di resduk . Keesokan harinya kami belanja keperluan di Beo dan kembali pulang
ke Bulude. Kemudian kami mendampingi siswa ikut dalam pelaksanaan upacara
kemerdekaan RI di kecamatan Essang. Saat upacara berlangsung hujan pun turun
dengan lebatnya dan kami pun tetap dalam khidmat meski kami basah kuyup.
Siswa-siswi tetap berdiri tegak dalam guyuran hujan dalam upacara tersebut.
Semangat kalian memang the best.
September
2013
Bulan-bulan ini adalah bulan terakhir
penugasan kami, seandainya bisa diperpanjang aku ingin lebih lama disini. Aku ingin
memberikan lebih banyak lagi yang mampu aku berikan. Tapi selalu saja ada
pertemuan pastilah akan ada perpisahan.
Sebelum berpisah aku sering meminta murid-muridku untuk menginap
dirumah, belajar bersama, menikmati pemandangan pantai, berenang bersama dan membuat
kenangan yang indah bersama mereka. Berat sekali meninggalkan mereka. Terlihat
dari wajah mereka pun tampak sedih akan kepergian kami. Aku meminta mereka
menuliskan surat yang bisa aku baca kapan saja saat aku merindukan mereka. Aku meminta
mereka menuliskan no hape mereka agar bisa memeberi kabar kapan saja aku
kangen.
Hari terakhir sebelum kepulanganku dari
kepulauan Talaud aku bersama beberapa teman-temanku mengunjungi pulau Sara.
Pantainya biru, bersih dengan pasir putih bersih. Sesampai disana kami pun tak
mampu menahan diri dan segera batobo di pantai.
Dan akhirnya pada bulan ini aku bisa berada dikampungku tercinta yaitu
Madiun.
Oktober
2013
Yang pasti pada bulan ini aku berada
dirumah, aku menikmati waktuku untuk belajar menjadi ibu rumah tangga yang
baik. Aku belajar memasak, merawat dan memanjakan diri, menikmati kebersamaan
bersama ibu dan kakakku dirumah. Pada
bulan ini juga aku disibukkan mengerjakan laporan akhir tahun dan semua berkas-berkas
tentang SM-3T. Pada bulan ini juga aku ke surabaya mengenal lebih dekat UNESA,
Jalan-jalan ke Mall dan menikmati jalanan malam di Surabaya.
Pada bulan ini juga aku dapat panggilan bekerja
di Teknos, Bekasi. Aku pun segera meluncur ke Jakarta.
November
2013
Pada bulan ini aku mulai merintis usaha
Bimbel kembali dan juga les privat. Alhamdulillah kini Barokah Privat Center (BPC)
telah aktif kembali
Desember
2013
Masih sama seperti bulan November. Menikmati
sisa-sisa akhir tahun di Bekasi.
Tak terasa semua bulan telah kulewati
dan hari ini adalah hari baru, genap usiaku 26 tahun, semakin dewasa dan
semakin banyak ujian. Semoga tetap diberi kesehatan, kesabaran, ketegaran dan
bisa memberikan yang terbaik khususnya buat ibuku. Semoga semakin dewasanya
diri ini semakin rajin ibadah, semakin rajin belajar, semoga bisa membuat apa
yang ingin aku buat, semoga semakin lancar rejeki dan cepat selesai masalah
yang aku alami. Semoga BPC semakin banyak muridnya, semakin besar dan semakin
jaya. Dan semoga jika memang dia jodohku berilah kesabaran untuk menungguku
hingga selesai. AAMIIN.
Berharap tahun depan bisa menikmati sisa
hidupku bersama pendamping hidupku.
Subscribe to:
Posts (Atom)