Wednesday 16 July 2014

Mencoba Ikhlas


Berawal dari sebuah ucapan salam dari seseorang, membuat ada sedikit getaran yang selalu membayang dalam benakku. Entah rasa apa ini. Hanya saja sejak saat itu ketika ngobrol dengannya, ketika dia tersenyum, ketika dia menyapa, ketika dia terlihat meski sepintas membuatku menjadi sangat bahagia. Dia adalah orang yang “sumeh” dan tak pernah meninggalkan jamaahnya. Meski keras kepala dan perokok (aku biasanya anti banget ) tapi rasa yang g jelas, aneh itu muncul dalam hatiku. Entah mulai darimana rasa itu, aku tak menyadari rasa itu semakin tumbuh dari hari kehari, dari waktu ke waktu. Hingga akhirnya aku selalu antusias untuk selalu melihatnya, untuk mengetahui apapun tentangnya, untuk memandangnya meski hanya dari kejauhan. Yang paling tidak bisa aku lakukan adalah bertatapan langsung dengannya. Aku hanya bisa sesekali bahkan beberapa kali mencuri pandang untuk melihatnya. Entah kenapa dia begitu berbeda dibanding yang lain. Tak tahu kenapa dia tak bisa enyah dari ingatan. Aku begitu bahagia meski hanya bisa berkata sepatah dua patah kata, meski hanya bertemu dan tersenyum kepadanya, meski hanya melihatnya sekilas berjalan didepanku ataupun hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Mungkin aku bukanlah orang yang spesial buatnya. Aku hanyalah wanita biasa, aku bukanlah ukhti2, aku tak hebat, aku lebih tua darinya, aku tak punya sesuatu yang lebih. Dan mungkin aku tak masuk dalam kriteria calon istri idaman. Meski belum lama aku mengenalnya, tapi dia telah bisa membuatku menangis. Bukan dia jahat kepadaku tapi karena aku yang ada konflik dengan batinku kenapa aku ternyata jatuh hati padanya. Saat ini, semakin aku tidak berani menatapnya, semakin tidak berani bercanda, ngobrol dengannya. Dan mungkin lama kelamaan semuanya akan berakhir dan rasa ini tidak mau berakhir. Aku menuliskan ini karena aku tidak bisa hanya menyimpannya sendiri, aku ingin berbagi dan sharing dengan siapapun yang membaca tulisan ini. Salahkah bila menyukai seseorang yang mungkin lebih baik dari kita. Akankah kita bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dari kita. Dia yang baik pasti memilih yang lebih baik, tapi bagaimana yang biasa-biasa aja atau bahkan yang awalnya kurang baik menjadi baik mungkinkah bisa mendapatkan yang lebih baik lagi. Kalo bisa bagaimana caranya?   Dan kalau tidak bisa, bagaimana cara menepis rasa ini. Menyukai seseorang tapi bertepuk sebelah tangan.  Bagaimana mengurangi bahkan menghilangkan rasa dengan seseorang yang setiap hari selalu bertemu.  Apa aku harus menjaga jarak, aku harus menjauh, diam dan menghilang dari pandangannya. Apakah aku harus menjauhi apapun yang berhubungan dengannya. Tapi semakin aku ingin melupakan, semakin ingin berhenti, semakin tidak ingin melanjutkan rasa ini, semakin terasa sesak didada, semakin airmata ini terkadang tak bisa behenti menetes. Sudah istigfar, sudah mencoba ikhlas tapi belum bisa ikhlas yang sebenar-benarnya....

Wednesday 1 January 2014

Menelusuri Kisah di Tahun 2013

RESOLUSI 2014
Awal tahun selalu istimewa buatku. Bulan dimana semua orang mengharapkan kehadirannya. Bulan yang sebagian besar merayakannya. Aku pun demikian bukan untuk merayakan tahun barunya tapi karena di bulan ini juga lah aku dilahirkan. Tahun baru selalu beriringan dengan bertambahnya usiaku. Banyak tahun yang kulewati dengan orang-orang yang berbeda dan tempat yang berbeda pula. Untuk tahun 2013 selama 8 bulan 18 hari waktuku kulewati ditempat pengabdian di tanah Porodisa, Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara. Aku melewati waktuku bersama Keluarga Andolo di desa Bulude, Keluarga Latjube, Murid-muridku tersayang di SMP SATAP N 1 Essang, serta teman-teman SM-3T yang hebat dan tangguh. Momen-momen yang tak akan terlupakan dan menjadi kenangan terindah buatku. Banyak hal yang aku dapatkan selama disana. Ingin kutuliskan dan berbagi kebahagiaan bersama mereka.
Januari 2013
Selama bulan desember hingga januari adalah momen yang tak pernah aku dapatkan ditempat lain.Kampung tempatku bertugas adalah penganut agama protestan. Menjelang tahun baru hingga di penghujung bulan kami masih bisa merasakan euforia perayaan Natal dan Tahun Baru. Nuansa Natal disini sangat jauh berbeda dari yang sering aku rasakan sebelumnya, biasanya aku hanya suka kalau hari natal pasti libur. Tapi disini libur sekolah lebih lama dibanding sekolah-sekolah di Jawa, selain itu saya pun menikmati dan merasakan peringatan natal mulai pra natal hingga berakhirnya tahun baru. Meski mungkin akan terlihat aneh, saat orang islam ikut bersuka cita dengan mereka merayakan natal. Tapi disini dikampung tempat pengabdianku hampir 100% kristen sehingga aku pun hanya ikut berpartisipasi untuk meramaikan acara tersebut dan sekaligus menghormati mereka. Dan ini pun tak akan mempengaruhi keimanan kami disini, InsyaAllah. Acara sudah dimulai sebelum tanggal 20 Desember dan dimulai dengan ibadah-ibadah tiap kolom/ kelompok keluarga dan sekitar tanggal 16 Desember sudah mulai diiringi dengan mabare’ atau boleh dibilang karnaval dikampung. Ada musik yang mengiringi serta tarian-tarian sambil berjalan memutar kampung. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sampai nanti ada acara penutupan di awal tahun berikutnya.  Pada malam Natal dan juga malam tahun baru ada banyak suara petasan dan juga kembang api. Suara menggelegar, memancar di langit dan menyemarakkan pembukaan tahun dengan sangat meriah. Perayaaan mereka layaknya saya sebagai muslim yang merayakan idul fitri. Itu adalah pertama kali buat saya mengikuti serangkaian kegiatan di saat Natal dan Tahun baru yang paling meriah. Banyak kue, hiasan-hiasan sepanjang jalan, berbaris dan menari menyusuri jalan dikampung, petasan dan kembang api. Meski perbedaan yang begitu nyata tentang suku, bahasa dan agama yang kami anut tapi itu tak membuat perpecahan diantara kami dan mereka semua. Meski kami berbeda aku dengan agamaku dan mereka dengan agama mereka tapi hal ini tak mengurangi rasa sayang, kebaikan dan keramahan serta penyambutan yang baik kedatangan kami. Aku pun ikut menikmati bersama Keluarga Andolo dan murid-muridku tercinta. Momen-momen penting bersama Keluarga Andolo-Marasut dan masyarakat Bulude
v  Babare’(baris) keliling kampung dengan warga acara peringatan Tahun Baru 2013
v  Syukuran keluarga Marasut
v  Syukuran keluarga Maarontong-Andolo
Selain menikmati tahun baru bersama mereka di akhir bulan januari aku menghabiskan waktu selama 3 hari di Beo (kota kedua kepulauan talaud setelah Melonguane) bersama beberapa anggota KKM’ers the gank hehehe. Menikmati Durian Talaud, Betapa Lezatnya.
Februari 2013
Seluruh waktuku bersama murid-muridku. Memberikan tambahan belajar untuk kelas IX persiapan UN, memberikan pengayaan matematika untuk kelas VII dan memberikan bimbingan persiapan OSN
Maret 2013
Pada Bulan ini aku tetap memberikan bimbingan persiapan OSN serta mendampingi mereka dalam pelaksanaan OSN. Selain itu memberikan tambahan belajar untuk kelas IX persiapan UN. Pada liburan Paskah bersama sebagian teman-teman seperjuanganku untuk mengelilingi pelau Karakelang. Pengalaman yang tak mungkin bisa terlupakan. Mungkin disinilah untuk pertama kali saya dengan teman-teman SM-3T melangkahkan kaki begitu jauh. Tapi, hal ini tak membuat kami lantas bersedih hati namun sebaliknya kami semua sangat antusias melakukan trip ke sebagian besar Desa dan kecamatan di pulau Karakelang. Kami hanya bisa keliling pulau karakelang  mulai darikampungku Bulude-Essang-Beo-Tabang-Tuabatu-Binalang-Riung-Dapihe/Dapalan-Ammat-Ganalo-Bannada-Bulude. Kami naik otto dari Bulude-Beo selama kurang lebih 3 jam, lanjut ke Tabang via otto lagi selama 1 jam. Kami menginap di tabang selama 3 hari di desa Tabang. Selain untuk rekreasi atau mengisi liburan PASKAH disana juga melaksanakan sebuah program bersama anak-anak SM-3T yaitu membuat papan nama, apotik hidup dan dapur hidup serta kelengkapan Desa. Tripku bersama CL teman sekamarku, di mulai dari tempatku yaitu Desa Bulude. Kami berdua berangkat pukul 06.30 WITA dengan naik otto Taxi. Meski sering kali kulewati tapi ingin aku menuliskan kembali desa – desa yang aku lalui hingga sampai di Tabang. Setelah Desaku tercinta yaitu Bulude, kami menuju kearah selatan. Tepat kampung di sebelah selatanku adalah Kampung Laluhe yaitu kampung Bapak Kepala Sekolahku. Rute lengkap yang kami lewati adala Bulude-Laluhe-Essang-Maririk-Kuma-Ambia- Batumbalango-Ensem-Sambuara-Awit-Rae-Lobbo-Makatara-Beo. Untuk sampai di Beo selain melewati jembatan biasa kami juga harus melewati jembatan kayu. Pukul 09.00 WITA kami sampai di Beo. Disana kami singgah sebentar menikmati makan pagi dengan Soto ayam dan Es Jeruk di dekat Pelabuhan Beo. Setelah menikmati makan pagi kami melanjutkan kuliner yaitu Martabak Manis. Beberapa saat setelah itu kami mencari otto yang akan membawa kita Sampai di Tabang. Kami menunggu keberangkatan otto di tempat tunggu di Terminal Beo. Tepat pukul 12.00 WITA kami pun melaju menuju Desa Tabang. Perjalanan ke Tabang jauh berbeda saat perjalanan Beo-Bulude, untuk jalan kesana jalan sudah bagus tapi yang membuat agak mual adalah jalan yang berkelok-kelok dan naik turun juga. Namun karena pemandangan sepanjang perjalanan Beo-Tabang sangatlah Indah membuat mata ini tak lagi mengantuk dan sesekali mengambil foto di jalan. Sebelum sampai di Tabang kami melewati Desa Rainis dan Binalang. Selesai desa Binalang jalan menuju Tabang tak lagi bagus namun jauh lebih baik daripada jalan yang menuju ke tempatku bertugas. Akhirnya sekitar pukul 13.00 WITA kami pun sampai di Desa Tabang dan hasilnya wah Desa ini benar-benar luas, rapi dan bersih. Setiba disana kami disambut dengan baik oleh Kepala Desa dan warga masyarakat Tabang. Sore harinya kami pun diberikan acara penyambutan untuk kami anak-anak SM-3T di Talaud. Selama 3 hari saat program kerja yang kami laksanakan kami tinggal dirumah pak Kades dan Sekdes, kami makan, mandi nyuci dan bersantai semuanya berkat bapak Kepala Desa Tabang. Hari kedua kami menikmati pantai Paranti disana. Paginya kami melaksanakan program sampai siang dan sore. Malamnya setelah makan malam, kami melakukan RAKOR  tentang trip selanjutnya dan juga program kerja yang lain. Hari ketiga kami bersama teman-teman menikmati Pantai Piranti. Kemudian, kami bersiap untuk makan pagi  dan melanjutkan kerja yang belum terselesaikan. Sore harinya kami memasangkan nama-nama tersebut di jalan-jalan yang sesuai dan menyebarkan papan apotik hidup dan Dapur hidup ke seluruh warga Tabang Barat.  Berikut gambar pantai di Tabang.
Hari keempat di tabang tepatnya hari sabtu 30 maret 2013 kami melanjutkan perjalanan ke Dapalan tapi karena tidak ada otto yang bisa menjangkau maka kami naik otto sampai di Desa Binalang. Karena saat itu air pasang sehingga kami hanya bisa naik otto sampai di Binalang dilanjutkan naik rakit untuk menyeberangi sungai. Dan Binalang-Riung sekitar 3 km hanya bisa kami jangkau dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan yang terlihat adalah pohon kelapa disebelah kiri dan laut lepas di sebelah kana. Lebih menakjubkan lagi pantai-pantai disana. Biru  membiru, hijau membiru, pasir putih bersih dan dibawah terik sinar matahari yang menyengat, sungguh luar biasa ciptaan Allah swt. Aku pun langsung terpesona dengan keindahan pantai sepanjang Binalang-Riung. Setiba di Riung, kami singgah di rumah Aklis dan Vita. Sampai disana kami bisa merebahkan badan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Es Nutrisari atokah Marimas ato apalah itu sungguh sangat mengurangi dahaga kami. Dalam hitungan detik, atas serbuan teman-teman tak cukup rata untuk menghilangkan rasa haus ini. Sedikit kenangan saat melewati Binalang-Riung.
Setelah dirasa lelah kami sedikit berkurang, kami pun melanjutkan perjalanan ke Dapalan sekitar 2 km-an. Lebih menakjubkan lagi saat kami melewati pesisir pantai Riung-Dapalan/Dapihe sungguh luar biasa CiptaanNya. Tak pernah bisa dibandingkan dengan apapun keindahannya. Lebih terpana lagi melihat terbentang lautan luas dengan pasir berwarna hitam dan dihiasi bebatuan dipinggir pantai serta pohon kelapa yang menjulang tinggi. Karena terpana keindahan pantainya, Jarak 2 km itu yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dapat kami tempuh selama 1,5 jam. Sampai di Dapihe kami sekitar pukul 15.30 WITA. Kami berencana menginap di Dapihe semalam dan berencana melakukan perjalanan lagi keesokan harinya. Setelah menikmati hidup di Tabang yang serba terpenuhi, kami merasakan sulit signal dan air di Dapihe. Kami harus menempelkan hape ke kaca dan tepat didepan kamar mandi baru ada signal. Ada beberapa gambar keindahan pantai antara Riung ke Dapalan/Dapihe.
Keesokan harinya setelah menikmati makan pagi kami melanjutkan trip ke Ganalo. Disana aku juga merasa takjub dengan pantainya, kami melewati sebuah pantai yang mereka beri nama Tanah Lot di Dapalan untuk menuju desa Ammat. Ada beberapa kenangan saat di Dapalan dan sepanjang pantai hingga sampai di desa Ammat.
Sebelum sampai di Ganalo setelah berjalan kurang lebih 2 km kami singgah dulu di Desa Ammat. Setelah menikmati secangkir teh dan kue kami melanjutkan perjalanan kembali melanjutkan perjalanan ke Ganalo.  Setelah menyusuri pantai di sepanjang Ammat kami harus menyeberangi sungai yang agak besar dengan rakit lagi. Setelah naik rakit kami harus naik-naik sampai di puncak gunung dan turun gunung. Dan disana sampailah kami di Desa Ganalo. Sesampai disana kami memberika suprise ke salah satu teman kami yang sedang berulang tahun. Setelah itu saya sedikit belajar tentang tenis meja disana. Kami pun menikmati makan siang dan merebahkan badan dan beristirahat sejenak.
banna.jpgSetelah sholat dhuhur sekitar pukul 02.00 WITA kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bannada, Desa terakhir tujuan kami untuk berjalan kaki. Sepanjang Ganalo-Banna kami lebih sering melewati hutan di banding pesisir pantai. Namun, masih juga kami bisa menikmati pantai di Desa Lahu, selebihnya hanya hutan dan perkampungan hingga akhirnya sampaillah kita di Banna setelah kita berjalan lagi sekitar 10an km. Jadi total berjalan kaki sejauh 20an km.Saat sampai di Banna aku dan beberapa teman, menikmati suasana sore hari di dekat Pantai. Malamnya saya membantu murid-murid di Banna belajar Matematika, Meski dalam keadaan gelap tetap saja tak mengurangi rasa semangat mereka. Ada beberapa momen yang sempat diabadikan saat perjalanan Ganalo ke Bannada.
April 2013
Bulan ini aku bersama teman-teman SM-3T di belahan barat pulau karakelang menikmati acara Gebyar Seni untuk menyambut tim Monev di Bulude, memberikan tambahan belajar untuk kelas IX untuk persiapan UN sampai membantu dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Selain itu menghadiri undangan pernikahan keluarga  Marasut.
Mei 2013
Pada Bulan ini bersama anak-anak SMP SATAP di bulude mulai aktif dalam kegiatan pramuka. Yang tak ketinggalan juga di kepulauan Talaud ada acara yang setiap tahun diadakan di pulau-pulau kecil didaerah perbatasan. Mereka sering menyebut dengan acara Mane’e. Acara mene’e adalah acara penangkapan ikan yang sebelumnya ikan telah digiring dengan menggunakan rotan yang telah diikat dengan janur yang kemudian di kurung di suatu tempat di pantai. Kegiatan penangkapan dilakukan bersama-sama dengan semua masyarakat maupun undangan. Kegiatan mane’e ini adalah program tahunan dan menjadi pesta budaya sekaligus wisata di beberapa pulau di kepulauan Talaud, Sulawesi utara. Biasanya acara mane’e diadakan di bulan mei karena bulan mei adalah bulan ikan. Untungnya meski hanya satu tahun di Talaud saya pun bisa menikmati acara pesta budaya mane’e bersama teman-teman sm-3t yang lain. Yang saya tahu ada 3 pulau yang mengadakan mane’e diantaranya Pulau, Kakorotan, Pulau Karatung, dan juga Pulau Miangas. Pulau-pulau yang terdepan dan terluar di bagian utara Indonesia. Kami peserta SM-3T ikut serta dalam kegiatan tersebut di pulau Intata, Kakorotan.  Saya berangkat ke pulau Kakorotan dengan Pamboat dari desa Bannada dengan kelima temanku. Tanggal 25 Mei 2013 kami berkumpul di desa Bannada dan menginap di sekolah teman kami mengabdi. Hari minggu, 26 Mei 2013 kami menikmati keindahan pantai di Bannada hingga menjelang siang.  Sore hari hingga malamnya kami bersantai dan persiapan menuju ke pulau kakorotan.
Keesokan paginya pagi-pagi sekali kami menuju ke pantai dan disambut pamboat yang akan mengantarkan kami kesana. Kami pun segera menaiki pamboat/ perahu kecil dan bersiap untuk berangkat. Setelah pamboat berjalan beberapa meter ternyata pamboat yang kami tumpangi over muatan, dan terpaksa 3 anak termasuk aku harus tetap tinggal dan menunggu untuk dijemput siangnya. Kami bertiga menunggu  di rumah tetangga temanku. Disana kami pun menikmati segarnya kelapa muda. Rasa kantuk pun menghampiri,  akhirnya kami pun tertidur disana.  Saat kami terbangun dari tidur, dengan ramahnya mereka mempersilahkan kami bertiga untuk makan siang. Tak akan pernah terlupakan kebaikan mereka dan belum sempat aku membalas semuanya karena itu kali terakhir aku pergi kerumah mereka. Seusai sholat dhuhur papa Ando (Nahkoda perahu kecil/ pamboat) telah datang dan siap untuk mengantarkan kami ke kakorotan. Kami bertiga pun, pelan tapi pasti akhirnya berangkat menuju ke tempat mane’e. Perjalanan awalnya dilaut yang tenang. Sungguh menakjubkan pemandangan laut. Permukaan laut yang biru tua dan halus layaknya jalan beraspal, pemandangan ikan terbang sepanjang perjalanan, serta sunset yang bisa kami nikmati di sore itu.  Hari semakin gelap tapi kami pun tak kunjung sampai. Sepertinya tepat di pertemuan antara dua lautan ombak semakin kencang. Beberapa kali perahu kami seperti mau terbalik. Disisi lain dalam kegelapan sore menjelang malam hari itu, saya melihat pemandangan laut yang indah. Seperti kunang-kunang pun terpancar di laut. Kami pun berdoa semoga bisa cepat sampai dan bisa selamat. Akhirnya pukul 18.30 kami sampai di pulau tersebut. Sesampai disana saya mandi, lanjut sholat dan makan kemudian beristirahat.
Tanggal 28 pagi hujan turun dengan lebatnya. Hal ini mengganggu rencana kami untuk menikmati pemandangan sekitar pulau. Menjelang siang sekitar pukul 11 siang kami pun berkeliling kampung di Kakorotan dan mengabadikan disetiap momennya. Setelah itu kami kembali ke rumah tempat kami tinggal dan setelah solat dhuhur kami pun meluncur ke dermaga dan menikmati pemandangan pantai, keindahan karang serta ikan-ikan yang sangat banyak dan juga indah.
Malam harinya kami menyambut kedatangan rombongan bapak Bupati dan   mengikuti acara pembukaan di  kediaman Bapak Bupati yang dilanjutkan acara masamper sebagai pembukaaan acara mane’e. Kegiatan penangkapan ikan berlangsung pada tanggal 29 Mei 2013. Acara dilakukan di pulau kecil yaitu pulau intata, Kakorotan. Acara dimulai dengan acara adat yang dipimpin oleh seorang ratumbanua (tua-tua adat) setempat menggelar sebuah ritual adat yang disebut malahaan atau sebuah upacara syukur. Kemudian ikan digiring dengan janur yang diikat pada rotan ke sebuah kolam di dekat pantai. Penangkapan ikan dimulai oleh bapak bupati dan ratumbanua, kemudian semua warga masyarakat yang menghadiri acara mane’e diizinkan menangkapnya dengan tangan atau jaring atau yang lainnya.
Kami layaknya menikmati liburan terindah sepanjang sejarah. Pantai yang sangat indah, Ikan-ikan segar yang lezat dan suatu anugerah Tuhan yang tak bisa aku lukiskan keindahannya. Ada peristiwa yang sulit untuk aku lupakan saat perjalanan kami pulang. Karena dua temanku pulang dengan kepala sekolah mereka akhirnya kami berempat bisa pulang bersama. Hari saat kepulangan kami dari pulau Kakorotan awalnya kami pun merasa sangat senang. Diperjalanan mata kami dimanjakan pemandangan ikan terbang dan juga ikan lumba-lumba yang seolah-olah memberi hiburan bagi kami membuat kami lupa bahwa saat itu ombak cukup besar. Saat ditengah lautan lepas yang tak ada tepi kami pun diliputi rasa kegelisahan karena perahu kami yang hampir terbalik. Beberapa kali perahu kami harus berdiam diri ditengah laut untuk memperoleh keseimbangan, menunggu laut teduh dan juga membuang air yang masuk ke dalam perahu kami. Seolah diujung kematian kami aku pun merasa sangat kecil dihadapanNya. Tak ada hentinya kami mengucap apa pun yang bisa kami ucap untuk menenangkan diri kami dan memasrahkan semua kepadaNya. Perahu kecil kami pun melaju dengan sangat pelan dan menerjang ombak yang cukup besar. Dengan mengucap syukur akhirnya kami sampai di desa Bannada tempat kami menginap. Berikut ada kenangan terindah saat di pulau kakorotan dan pulau Intata
Juni 2013
Pada bulan ini yang paling berkesan adalah pelaksanaan perkemahan pramuka akhir tahun pelajaran 2012/2013 serta perekrutan pengurus Osis dan Pramuka tahun ajaran 2013-2014 serta melakukan adventure ke Manado dan Makassar.  Sebelum liburan sekolah aku bersama teman-teman SM-3T yang bersedia membantu datang ke kampungku dalam pelaksanaan kegiatan perkemahan. Perkemahan inin dilaksanakan selama 2 hari dan alhamdulillah kegiatan ini sangat mendapat respon yang baik dari semua siswa. Setelah melakukan kegiatan pramuka. Tanggal 20 Juni 2013 ,saya bersama teman-teman SM-3T yang lain  berangkat ke Melonguane kemudian ke Manado menggunakan kapal Holly Merry. Kami menikmati pemandangan pulau-pulau dari atas kapal, kami menikmati suasana sore hari diatas kapal itu adalah momen yang tak terlupakan pula. Kapal kami berhenti sejenak di Pulau Lirung dan aku bersama teman-teman menikmati Bakso yang dianggap paling enak di Talaud. Setelah kapal kami berangkat dari Lirung kami pun menikmati malam kami di kapal sampai keesokan paginya ( Jumat 21/06/2013) kami menikmati suasana pagi di kota Manado. Kami mencari hotel yang telah kami pesan sebelumnya dan hari itu juga kami mondar-mandir mencari info kapal keberangkatan ke Bunaken. Pada hari Sabtu 22 Juni aku bersama teman-teman SM-3T Unesa dan UM berlibur menikmati indahnya laut Bunaken. Aku atau mungkin diantara teman-temanku sedikit kecewa dengan hasil yang kami dapat. Keindahan yang memukau tak kami dapatkan.  Meski kami juga menikmati keindahan dasar laut dari kaca tapi menurutku ini jauh dari yang aku bayangkan. Tapi aku pun tetap senang berlibur kesana karena bisa batobo di pantai, diving dan melihat ikan didasar laut. Hari Minggu kami mengunjungi Bukit Kasih, Danau Tondano, Bukit Doa, dan tempat-tempat souvenir di Manado. Pada hari senin aku bersama teman-teman mengunjungi toko buku Gramedia dan keliling-keliling Kota Manado. Hari berikutnya saya berkunjung ke Pasar 45, Manado Town Square, dan Mega Mall. Tanggal 25 juni kami berpisah, sebagian besar teman-teman kembali ke Talaud dan beberapa daroi kami melanjutkan perjalanan berangkat dari Manado ke Makassar. Sesampai di Makassar kami tinggal di rumah saudara temanku. Kami mulai merencanakan perjalanan selama kami disana. Keesokan harinya kami berkunjung ke Taman Purbakala Liang-Liang dan Air terjun Bantimurung. Hari berikutnya kami pergi ke Pulau Samalona dan sepulang dari sana kami singgah untuk sholat Ashar di Masjid Apung di Pantai Losari. The Next Day kami berkunjung ke Universitas Hasanuddin Makassar, Museum Pembebasan Irian Barat Museum Mandala, Benteng Fort Rotterdam, dan Trans Studio Makassar. Di hari terakhir kami  ke pusat oleh-oleh di Makassar dan wisata kuliner. Hari itu dilanjutkan menuju bandara untuk kembali ke Manado dan menuju penginapan didaerah Tuminting Manado. Sesampai di Manado ternyata kami kehabisan tiket kapal dan yang tersisa hanya tiket alas. Kami pun menunda kepulangan ke Talaud dan menikmati beberapa hari di Manado. Hari-hari kami lewati dengan mengunjungi Pasar 45 dan Merciful Building kawasan Wanea Plaza Manado, berbelanja keperluan harian di Hypermart Manado Town Square, berbelanja keperluan harian di Multimart Manado, hingga akhirnya kami Kembali ke Talaud menggunakan KM Karya Indah. Sampai di Talaud, singgah di Desa Resduk menginap di rumah teman SM3T, bersih-bersih dan bongkar-bongkar barang di Resduk, kemudian berkunjung ke Desa Alo Kecamatan Rainis menginap dirumah peserta SM3T UM. Setelah dari Allo, kami berlima kembali ke Resduk dan persiapan awal puasa ramadhan dan kami pun menikmati awal puasa disana. Kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke Desa Bulude dan singgah di Desa Lalue. Kami bermalam di rumah kepala sekolah kami di Desa Lalue.
Hari terakhir libur, kamipun kembali ke tempat tugas.

Juli 2013
Kami menikmati sisa hari puasa di kampung bulude dengan mengajar, memberikan tambahan belajar, dan menikmati malam-malam kami dengan banyak mengingat Allah dibulan yang penuh berkah, rahmat dan magfirah itu.

 Agustus 2013
Awal bulan ini ada liburan idul fitri. Kami membuat kue kering nastar, kue rambutan, dan putri salju untuk lebaran dengan teman-teman SM3T Unesa dan UM. Menjelang idul fitri setelah membuat kue kami menikmati malam takbir di Beo. Kami ikut takbir keliling dengan naik truk bersama teman-teman seperjuangan kami dari Beo sampai di Bahunian (sebuah kampung islam di Talaud). Di desa ini juga tempat berdirinya masjid pertama di pulau Karakelang.  Keesokan paginya setelah solat ied kami berlebaran dengan sesama teman SM-3T, menikmati kue lebaran dan kemudian kami melanjutkan untuk melakukan silaturrahmi keliling warga muslim di Beo. Lebaran kedua kami berangkat ke Lirung bersama KKM’ers dan alhasil disana sepi karena libur idhul fitri. Kami sudah membayangkan makan mie ayam, bakso, nasi goreng dan ternyata semua pedagangnya libur. Keesokan harinya kami berencana pulang ke Beo dengan menumpang KM karya Indah tapi pada akhirnya kami ketinggalan kapal sehingga memaksa kami naik speed untuk kembali ke Beo dan harus melalui Kota Melonguane ter;lebih dulu. Setelah kembali ke resduk kami bermalam lagi dan kami bersilaturrahmi ke warga di resduk . Keesokan harinya kami belanja keperluan di Beo dan kembali pulang ke Bulude. Kemudian kami mendampingi siswa ikut dalam pelaksanaan upacara kemerdekaan RI di kecamatan Essang. Saat upacara berlangsung hujan pun turun dengan lebatnya dan kami pun tetap dalam khidmat meski kami basah kuyup. Siswa-siswi tetap berdiri tegak dalam guyuran hujan dalam upacara tersebut. Semangat kalian memang the best.

September 2013
Bulan-bulan ini adalah bulan terakhir penugasan kami, seandainya bisa diperpanjang aku ingin lebih lama disini. Aku ingin memberikan lebih banyak lagi yang mampu aku berikan. Tapi selalu saja ada pertemuan pastilah akan ada perpisahan.  Sebelum berpisah aku sering meminta murid-muridku untuk menginap dirumah, belajar bersama, menikmati pemandangan pantai, berenang bersama dan membuat kenangan yang indah bersama mereka. Berat sekali meninggalkan mereka. Terlihat dari wajah mereka pun tampak sedih akan kepergian kami. Aku meminta mereka menuliskan surat yang bisa aku baca kapan saja saat aku merindukan mereka. Aku meminta mereka menuliskan no hape mereka agar bisa memeberi kabar kapan saja aku kangen.
Hari terakhir sebelum kepulanganku dari kepulauan Talaud aku bersama beberapa teman-temanku mengunjungi pulau Sara. Pantainya biru, bersih dengan pasir putih bersih. Sesampai disana kami pun tak mampu menahan diri dan segera batobo di pantai.  Dan akhirnya pada bulan ini aku bisa berada dikampungku tercinta yaitu Madiun.

Oktober 2013
Yang pasti pada bulan ini aku berada dirumah, aku menikmati waktuku untuk belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Aku belajar memasak, merawat dan memanjakan diri, menikmati kebersamaan bersama ibu dan kakakku dirumah.  Pada bulan ini juga aku disibukkan mengerjakan laporan akhir tahun dan semua berkas-berkas tentang SM-3T. Pada bulan ini juga aku ke surabaya mengenal lebih dekat UNESA, Jalan-jalan ke Mall dan menikmati jalanan malam di Surabaya.
Pada bulan ini juga aku dapat panggilan bekerja di Teknos, Bekasi. Aku pun segera meluncur ke Jakarta.
November 2013
Pada bulan ini aku mulai merintis usaha Bimbel kembali dan juga les privat. Alhamdulillah kini Barokah Privat Center (BPC) telah aktif kembali

Desember 2013
Masih sama seperti bulan November. Menikmati sisa-sisa akhir tahun di Bekasi.

Tak terasa semua bulan telah kulewati dan hari ini adalah hari baru, genap usiaku 26 tahun, semakin dewasa dan semakin banyak ujian. Semoga tetap diberi kesehatan, kesabaran, ketegaran dan bisa memberikan yang terbaik khususnya buat ibuku. Semoga semakin dewasanya diri ini semakin rajin ibadah, semakin rajin belajar, semoga bisa membuat apa yang ingin aku buat, semoga semakin lancar rejeki dan cepat selesai masalah yang aku alami. Semoga BPC semakin banyak muridnya, semakin besar dan semakin jaya. Dan semoga jika memang dia jodohku berilah kesabaran untuk menungguku hingga selesai. AAMIIN.
Berharap tahun depan bisa menikmati sisa hidupku bersama pendamping hidupku.