Friday 19 June 2015

Ramadhanku, Fitriku


 RAMADHANKU, FITRIKU
Menulis dan bercerita adalah hobiku, tapi sampai saat ini ceritaku masih tersimpan rapi dalam buku-buku kecilku bahkan masih banyak yang belum aku tuliskan. Saat ini aku ingin menceritakan sedikit tentang Ramadhan dan idul fitriku 2 tahun terakhir. Meski ramadhan tahun lalu ditanah rantau, tapi sangat jauh berbeda dengan ramadhan dua tahun yang lalu. Hari-hari yang kulalui di sebuah pulau kecil di bagian utara Indonesia yaitu kepulauan Talaud. Setiap hari saat dalam setiap lima waktuku hanya mendengar suara adzan dari pengingat sholat dihapeku. Tak terlihat pula lalu lalang disekitarku yang pergi ke masjid. Lebih sering suara ramai digereja sebelah rumah dan belakang rumahku setiap akhir pekan. Lebih sering melihat anak-anak yang ramai dengan sekolah minggunya. Lebih sering pula melihat ibu-ibu, bapak-bapak dan juga remaja dengan baju rapi dengan kitab ditangan mereka.Karena tak satupun dikampung kami yang muslim. Mereka hampir 100% non muslim. Saat Ramadhan tiba pemandangan yang sama seperti hari-hari biasanya. Kami disini begitu rindu dengan lantunan alquran, sholat berjamaah di masjid, atau bahkan menjadi bagian dari mereka. Hanya dalam sebuah kamar kecil  dan berdua dengan temanku kami melalui ramadhan kala itu. Untungnya ada masa bagi kami libur dan menikmati puasa dengan teman-teman seperjuangan SM-3T. Kami berkumpul di rumah teman kami yang dekat dengan kampung muslim. Meski hanya beberapa malam kami bisa menikmati sholat tarawih berjamaah, berbuka bersama, takbir bersama dan idhul fitri bersama. Hanya dengan mereka kami menikmati hari yang fitri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupku tidak bertemu keluarga, teman, saudara, tetangga dan orang-orang yang mengenal kami. Hanya beberapa patah kata via telp tak mengobati rasa kangenku kepada mereka semua yang aku sayangi. Tapi kami pun bertahan hingga akhir program dan pulang dengan selamat. Tapi bersama teman-teman yang hebat mereka yang memberikan banyak inspirasi dan motivasi dalam menjalani hidup disana. Keluarga baru disana, anak-anakku yang tak pernah lelah dan penuh semangat memberikan warna tersendiri serta banyak makna dalam hidupku.
Ramadhan selanjutnya tepatnya tahun lalu, aku juga menjalani ramadhan jauh dari rumah. Saat itu aku 5 bulan sudah kulewati di Bandung dengan program lanjutan yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Lima bulan diasrama begitu banyak perubahan yang lebih baik. Asrama dikampus UPI menurutku yang paling disiplin diantara kampus lainnya. Disini banyak kewajiban yang harus kami penuhi mulai dari shalat shubuh berjamaah dimasjid setiap harinya, makan bersama diasrama setiap hari, mencatat  dan mengumpulkan kajian-kajian ba’da magrib (khusus senin dan kamis) dan kajian subuh setiap hari. Meskipun awalnya kewajiban-kewajiban itu memberatkan dan ada yang menilai akan mengurangi pahala ibadah karena dinilai terpaksa atau bisa juga menjadi riya’ tapi kalau menurutku semua aktivitas itu sangat bagus. Meski semua berawal dari terpaksa tapi lama kelamaan akan mengakar dan mendarah daging dalam setiap diri kita. Sehingga akan membentuk kepribadian kita. Semoga kita terhindar dari sifat-sifat riya’ tersebut. Aamiin. Begitupun ramadhannya, semua masih berjalan seperti sebelum puasa. Tapi ada tambahan yaitu sahur dan berbuka bersama teman-teman, serta tarawih dan tadarus bersama di Masjid Al-Furqon  yang merupakan masjid kampus UPI. Selain itu, aku bisa belajar alquran, bisa belajar makhrajul hurufnya, tajwidnya bahkan sampai menghafal (Terimakasih kak wulan). Seseorang yang menurutku sangat menginspirasi. Sungguh bersyukur bisa merasakan ramadhan dikampus Religius seperti dikampus itu. Ramadhan kala itu, berjalan begitu singkat dan keluarga besar PPG UPI disibukkan dengan memperbaiki diri masing-masing. Selain di masjid kampus UPI sesekali beberapa diantara kami merasakan dan mendengarkan ceramah di Masjid Darul Tauhid bersama AA Gym yang biasanya hanya bisa dilihat di TV atau hanya mendengarkan di Radio. Selain di asrama, ODOJ memberikan banyak perubahan terhadapku. Alhamdulillah, Selama ramadhan aku bisa menyelesaikan 2 juz setiap harinya.  Selain itu ramadhan adalah diet yang paling mujarab. Baju-bajuku yang dulu kekecilan karena berat badanku yang over sekarang bisa muat kembali. Hehehe…. Aku menikmati 22  hari ramadhanku diasrama UPI. Ramadhan saat itu pun, aku bisa merasakan yang namanya I’tikaf dimasjid yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.
Ramadhan di sana aku lewati sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Meski hidup disana sangat minim, disaat aku benar-benar tak ada tabungan, tak ada uang untuk beli baju, beli oleh-oleh bahkan untuk pulang. Dengan kondisi keuangan yang complicated ternyata memang benar aku rasakan nikmat Allah yang begitu besar. Sungguh Dia (Allah Swt) memberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Tapi aku sangat bersyukur  masih bisa pulang kampung meski harus pulang dengan ikut program mudik gratis dari Giant.  Meski Jakarta-madiun harus aku tempuh selama 2 hari tapi hal ini tak sedikitpun rasa lelah karena terbayar oleh rasa rindu Ibu, keluarga dan teman. Allahu Akbar betapa bahagianya bisa menikamti hari yang fitri dirumah.
Ramadhan kali ini Insha Allah aku jalani 99,9% dirumah. Hanya malam pertama sholat tarawih aku lalui di dalam kereta dalam perjalanan pulang.Alhamdulillah. Bisa menikmati setiap nafas dan hari yang penuh semangat bersama ibu tercinta. Dengan ODOJ, dengan Paytren semoga bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga ramadhan kali ini bisa lebih baik lagi….. Aamiin.



No comments: